Lebih seru jika kita berbicara tentang hati. Ini bukan tentang hati siapapun, tapi tepatnya hatiku. Kau tau bagaimana lemak diemulsi dalam tubuhku, atau racun dapat keluar atau bagaimana dengan pemecahan sel-sel darah, itu semua kerja hatiku. Tapi sekarang semakin berat karena posisinya yang sudah tidak tepat lagi. Jika dulu dia tergeletak, tapi sekarang di gantung. Kau tahu bagaimana akibatnya dengan diriku? Semua proses terjadi tidak seperti semestinya dia ada. Lemak semakin menumpuk, karena aku melarikan seluruh rindu dalam makanan ringan dan ku masukan lagi ke dalam mulutku. Racun-racun yang seharusnya bisa keluar dengan mudahnya, kini mulai merenggut pikiranku. Ya, pikiranku diracuni oleh potret dirimu dan semua hal tentangmu. Racun jenis apa itu? Entahlah, bahkan dokter spesialis manapun tak tahu dapat menemukannya atau tidak. Mengerikan? Tidak hanya itu saja. Pikiran itu semakin merusak tidur malamku. Bagaimana mungkin tiap malam kau bisa tidur tenang jika pikiranku terus mengusik kediamanmu. Mimpiku membosankan. Semua kamu. Jika jiwa statistikku boleh bekerja dengan baik, mungkin aku bakal error mengkalkulasi kehadiranmu dalam pikiranku. Peredaran darahku juga mulai tidak stabil. Bagaimana jantung ku boleh berdetak tanpa kau yang selalu membuatnya deg-degan. Semakin menyeramkan? Apalagi bagiku.
Kau mengerti sekarang? Hati bukan hanger, yang kuat untuk digantung. Jika kau menjadikanku pilihan, sementaraku menjadikanmu utama, adilkah bagiku?
Perlulah untuk kau mengerti, air mataku terlalu berarti hanya untuk kisah yang tiada jelasnya. Kedatanganmu pun tak ubahnya setan di malam jumat. Kau datang tak ku jemput, pulang tak diantar, singgah dan membuatku memikirkan hal yang sama itu berulang kali. TEGA.
Apalagi kata yang mau kau dengar dari hati ku yang sedang tergantung ini.
0 komentar:
Posting Komentar