Selasa, 03 Juni 2014
0 komentar

Persistence

11.44
"Haleluya! Bersyukurlah kepada TUHAN, sebab Ia baik! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya. (Mazmur 106:1)"
 Akhir-akhir ini saya merasa terlalu banyak mengeluhkan kehidupan. Baru saja ujian akhir untuk semester 4 berakhir dan disambut libur panjang. Di masa-masa Ujian, saya banyak mengeluh tentang kegiatan yang begitu padat, ujian yang sulit dan merasa seperti tidak punya waktu lagi (maaf kalau berlebihan).  Kemudian, masa ujian berakhir, memasuki masa libur. Awalnya begitu semangat, tetapi tidak begitu lama masa liburan berjalan, saya kembali merasa bosan lagi. Ketika saya secara "tiba-tiba" berhenti dari segala rutinitas yang padat dengan kegiatan yang benar-benar hampir berhenti. Saya menghabiskan waktu untuk menonton drama korea, film dan hal-hal yang benar-benar membuat saya kelihatan bahagia. Hal yang mungkin tidak terlihat adalah ketika saya "cemburu" dengan teman-teman saya yang mempunyai kegiatan yang lebih berarti dibandingkan saya. Saya merasa hidup benar-benar hampa, "stres" dan kebahagiaan yang semu. Saya kembali lagi mengeluh. Jelek banget, kan?
Hingga akhirnya saya mendapat kerja untuk menjadi asisten kelas dan ditambah lagi ada "Enrichment English Class" setiap harinya. Saya bersyukur ketika saya dapat menggunakan waktu saya setidaknya dengan tidak hanya menonton saja.

Disini saya melihat diri saya yang begitu buruk. Saya bersyukur hanya ketika saya merasa kebutuhan saya dipenuhi Tuhan. Padahal, di dalam ayat di atas jelas disebutkan bahwa Bersyukurlah kepada Tuhan sebab Ia baik. Alkitab tidak mengajarkan untuk bersyukur ketika bahagia, atau sedih, tetapi bersyukur karena Tuhan sendiri. Allah baik dalam natur-Nya. Allah tidak akan mendustai natur-Nya sendiri untuk menjadi jahat. Dengan demikian, dapat disimpulkan tidak ada alasan kita untuk tidak bersyukur.

Namun, hal apa yang dapat kita lakukan untuk selalu bersyukur?
Yaitu, bertekun dalam segala hal. Bertekun juga menjadi wujud syukur kita kepada kebaikan Tuhan. Bertekun berarti memberikan hati dalam setiap pekerjaan kita (definisi bebas). Ketika masa ujian, bertekunlah. Libur, bertekun lah. Ketika merasa waktu terbuang sia-sia, coba memperdalam talenta yang Tuhan berikan. Sekali lagi, bertekun lah dalam segala hal, karena apapun yang terjadi dalam hidup kita, Tuhan akan tetap baik dan kasih setia-Nya menjadi suatu pengharapan bagi kita bahwa kita akan tetap berada dalam rencana-Nya.


0 komentar:

Posting Komentar

Hesty Sihotang. Diberdayakan oleh Blogger.
 
Toggle Footer
Top