Kamis, 29 Mei 2014
0 komentar

Pengharapan Sejati

20.58
"Selamat hari kenaikan Tuhan Yesus Kristus" Salam itu yang terucap ketika ibadah di gereja HKBP Perumnas Tangerang usai. Hari kamis, 29 Mei 2014 menjadi hari yang diperingati sebagai ascension day of Jesus Christ. Khotbah di gereja mengajarkan saya untuk mengenal Kristus dengan benar (Efesus 1:!7). Banyak hal-hal di dunia yang seolah menjadi tujuan hidup, tetapi itu semata keinginan daging. Ternyata ada satu aspek yang belum tentu terpenuhi, yaitu roh kita.

Sepulang ibadah, aku memikirkan firman tersebut. Aku mau merefleksikan hari kenaikan Kristus secara pribadi. Satu hal yang aku percaya, bahwa setiap orang punya cerita masing-masing bagaimana karya kasih Kristus dalam hidupnya. Aku teringat cerita hidupku yang memakukan ingatan sampai saat ini. Begitu jelas. Saat itu aku duduk di bangku kelas 6. Hari itu adalah hari perpisahan dengan temanku karena dia hendak pindah sekolah. Kami pun berniat untuk pergi ke kolam renang yang tidak jauh dari rumahnya. Aku pergi tanpa seizin orang tua, karena saat itu mereka sedang pergi (seingat saya begitu). Saat berada di kolam renang, saat itu kami sekitar 4 orang duduk mengelilingi sebuah ban. Ban yang seperti donat bentuknya, kami memasukkan kaki kami ke dalam lubang yang di tengah dan duduk di lingkaran ban. Bercanda, tertawa, terlihat bahagia. Hingga keseimbangan kami mulai goyah, akhirnya aku jatuh dengan posisi kaki tertahan di dalam ban dan kepala ke dalam air. Itu berlangsung beberapa lama, aku tidak bisa naik ke atas karena aku tidak bisa menggerakkan kaki ku yang terjepit di dalam ban. Aku hampir kehabisan napas di dalam air. Meskipun orang bilang, di dalam air ada oksigen, tapi aku bukan ikan yang bisa menyaring oksigen dari air. Saat itu yang terlintas dalam pikiranku, apakah aku akan mati? Tetapi Tuhan menunjukkan kasih setiaNya, aku melihat ada ban mengapung di atas kepalaku. Dengan sekuat tenaga yang tersisa, aku menarik ban itu menjadi tumpuan tanganku dan akhirnya aku bisa naik ke permukaan. cuma bisa bilang makasih Tuhan, karena tak habis pikir kalau aku harus tinggal nama padahal orang tuaku tidak tau keberadaanku.

Saya percaya bahwa itu pekerjaan tangan Tuhan yang memberikan kesempatan kepada saya untuk hidup sampai saat ini. Tanpa pertolongan-Nya, saya mungkin tidak akan menuliskan cerita ini di blog. Cara Tuhan sungguh kreatif, tidak akan pernah sama kisah yang saya alami dan mungkin dengan yang kamu alami. Saya semakin percaya bahwa setiap hal baik dalam hidup saya, kesehatan, kepintaran, kesuksesan, keluarga atau apapun itu berasal dari Tuhan.

Awalnya saya pikir itu cukup. Ternyata ada satu ayat dalam Alkitab yang menegur saya,
"Kalau pengharapan kita kepada Kristus terbatas pada hidup kita di dalam dunia ini saja, maka dari seluruh umat manusia di dalam dunia ini, kitalah yang paling malang! (BIS) 1 Korintus 15:19"
 Ini yang mengingatkan saya, betapa malangnya saya yang tidak mengenal Kristus dengan benar. Hidup di dunia hanya sementara, sedangkan kekekalan sudah disediakan-Nya di Surga saat Ia naik dan duduk di sebelah kanan Bapa. Berpengharapan kepada Kristus untuk hidup di masa depan dengan baik, meminta supaya sehat selalu, panjang umur, kesuksesan, tidak salah. Tetapi yang paling utama yaitu keselamatan yang daripada-Nya. Kita percaya bahwa tidak ada manusia yang tidak berdosa. Kita sendiri, tidak akan mampu menyelamatkan diri kita karena kita berdosa. Tetapi Allah sendiri di dalam Kristus yang telah menebus kita dari dosa. Untuk itu, pengharapan yang kita punya di dalamnya tidak hanya tentang kehidupan di dunia tetapi bahwa saya akan hidup bersama-Nya di Sorga kekal.

Terus, apa yang dapat kita lakukan?
Hiduplah sebagaimana orang yang memiliki pengharapan di dalam Kristus. Bayangkan seseorang yang sudah tahu bahwa hidupnya sudah dijamin berbahagia, pasti dalam menjalani harinya juga dengan sukacita. Langkah kecil yang dapat kita lakukan adalah bersyukur untuk segala hal. Apapun yang Tuhan izinkan terjadi dalam kehidupan kita, itu semua akan menghantarkan kita kepada janjiNya. Jadi, bersyukurlah senantiasa dalam segala hal, dan lihat setiap hal yang terjadi adalah kehendak Tuhan dalam hidup kita.

0 komentar:

Posting Komentar

Hesty Sihotang. Diberdayakan oleh Blogger.
 
Toggle Footer
Top